Mahasiswa UNAIR Gagas Gelang Anti Kekerasan Seksual

Tujuh mahasiswa Universitas Airlangga yang tergabung dalam proyek pada mata kuliah Pengantar Kolaborasi Keilmuan berhasil membuat gelang anti kekerasan seksual. Mereka adalah Sukma Amelia, Siti Aisyah, Imam Gazi Al Farizi, Zahras Azimuth Doman, Rais Al Athar Antoni, Ach Sahal Septiananda, dan Aulia Fikriatunnisa.
Hasil karya mereka ini kemudian diberi nama APIKAL 1.0. Menurut mereka, ini adalah generasi pertama dari APIKAL. Diharapkan ke depan, gelang anti kekerasan yang mereka gagas, akan dapat terus disempurnakan menuju versi pengembangan berikutnya.
Gelang ini nantinya ditujukan untuk semua kalangan, khususnya perempuan, yang selama ini dipandang masih sering menjadi korban dari kekerasan seksual. Aulia Fikriatunnisa selaku Ketua Kelompok mengungkapkan, bahwa tujuan jangka panjang produk ini adalah untuk menekan angka kekerasan seksual yang terjadi, baik di sekitar kampus maupun di lingkungan sehari hari.
Cara kerja produk ini cukup sederhana. Nantinya ketika korban mengalami kekerasan seksual, akan dapat segera menekan tombol yang ada di gelang. Berikutnya, fitur kamera dan Global Positioning System (GPS) akan mengirimkan data ke aplikasi Telegram yang sudah terkoneksi dengan gelang.
Data tersebut kemudian menjadi informasi berbentuk laporan dini ke orang terdekat korban, yang nantinya bisa ditindaklanjuti. Selain membuat produk gelang ini, tim juga melakukan pengenalan produk melalui platform media sosial.
Melalui konten edukatif yang diunggah di instagram misalnya, semua kalangan diharapkan dapat memiliki pemahaman terhadap permasalahan kekerasan seksual yang ada di lingkungan sekitar. Ketika informasi tentang kekerasan seksual ini dapat diketahui oleh semua kalangan, maka APIKAL akan dapat dijadikan sebagai tindakan preventif.
Gayung bersambut, gelang ini kemudian mendapatkan atensi yang tinggi dari dosen fasilitator. Dikatakan oleh Dr. Yuniawan Heru Santoso, M.Si., bahwa karya mahasiswa ini sangat potensial. Meski masih prototipe, namun diyakini berpeluang memiliki keberlanjutan dan kebermanfaatan yang luas.
Mata kuliah Pengantar Kolaborasi Keilmuan sendiri, merupakan mata kuliah baru yang tergabung dalam program Perkuliahan Dasar Bersama (PDB) bagi mahasiswa baru di Universitas Airlangga (UNAIR). Di bawah naungan Unit Pendidikan Kebangsaan dan Karakter (UPKK), PDB merupakan pengembangan dari Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU) dan mata kuliah penunjang.
Terhitung mulai semester gasal 2021/2022, PDB diselenggarakan pada semester satu dan dua di lingkungan UNAIR. "Karakter menjadi kunci, ketika akumulasi pengetahuan dan kecerdasan analitik telah diartifisialkan," demikian terang Syahrur M Dwisusilo, PhD., selaku Ketua UPKK melalui situs resminya.
Gelang APIKAL Masuk 50 Besar
Sebagai puncak pembelajaran, hari Jumat (17/6), akan digelar ajang Expo Project PDB bagi mahasiswa UNAIR. Gelang APIKAL 1.0 sendiri, telah berhasil mewakili kelas E-3.17 untuk bersanding dengan ke-112 karya lain. Pada tahap berikutnya, gelang APIKAL 1.0 juga berhasil menembus 50 besar karya terbaik.
Selain itu, Yuniawan Heru selaku dosen fasilitator mendorong agar mahasiswa juga menjalin kerja sama dengan pihak lain. Jika ingin berkembang, menurutnya gelang APIKAL ini membutuhkan perhatian dan dukungan dari pihak lain. Khususnya terkait pengembangan software, hardware dan beberapa hal lain untuk penyempurnaan.
Ditambahkan oleh Aulia, kelompoknya juga telah berkonsultasi dengan Help Center UNAIR. Pada hari Kamis (9/6) lalu, Help Center UNAIR mengungkapkan dukungannya terhadap produk gelang APIKAL ini. Ke depan, juga ada kemungkinan untuk menjalin komunikasi dengan Direktorat Sistem Informasi dan Digitalisasi (DSID) UNAIR dan Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) UNAIR, yang dikenal memiliki program studi terkait.
(klmpk10e317).