A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: fopen(/var/cpanel/php/sessions/ea-php56/ci_session9fhurmgpe19r7eadf0eno5a64k4cruas): failed to open stream: Disk quota exceeded

Filename: drivers/Session_files_driver.php

Line Number: 174

Backtrace:

File: /home/edukotac/public_html/application/controllers/AdminBerita.php
Line: 7
Function: __construct

File: /home/edukotac/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: session_start(): Cannot send session cookie - headers already sent by (output started at /home/edukotac/public_html/system/core/Exceptions.php:271)

Filename: Session/Session.php

Line Number: 143

Backtrace:

File: /home/edukotac/public_html/application/controllers/AdminBerita.php
Line: 7
Function: __construct

File: /home/edukotac/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: session_start(): Cannot send session cache limiter - headers already sent (output started at /home/edukotac/public_html/system/core/Exceptions.php:271)

Filename: Session/Session.php

Line Number: 143

Backtrace:

File: /home/edukotac/public_html/application/controllers/AdminBerita.php
Line: 7
Function: __construct

File: /home/edukotac/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once

Lingkar Berita Pendidikan Indonesia

Lingkar Berita Pendidikan Indonesia

Kawanan Monyet Afrika Telah Tiba di Amerika, Sejak 34 Juta Tahun yang Lalu

Sebuah temuan yang hampir mustahil, baru-baru ini menyimpulkan adanya bukti pertama bahwa monyet di Amerika Selatan adalah hasil evolusi dari primata di Afrika. Sebuah temuan yang lantas membuat banyak orang berpikir. Bagaimana kawanan monyet dari Afrika, kemudian bisa bersandar di daratan Amerika Selatan? 

Penelitian ini hasil kolaborasi beberapa peneliti dari Instituto Patagonico de Geología y Paleontología; bersama dengan Department of Anatomical Sciences, Renaissance School of Medicine, Stony Brook University; Interdepartmental Doctoral Program in Anthropological Sciences, Stony Brook University; Conicet; Division Paleontología Vertebrados, Museo de Ciencias Naturales de La Plata; dan Department of Vertebrate Zoology, Natural History Museum of Los Angeles County.

Penelitian ini terlaksana berkat dukungan dari J. Wigmore, W. Rhodes, dan R. Seaver; Leakey Foundation; Gordon Getty dan A. Stenger; beserta Keck School of Medicine of USC dan U.S. National Science Foundation.

Penemuan yang Hampir Mustahil 

"Hal yang paling mengejutkan saya tentang studi ini, daripada yang pernah saya ikuti, adalah betapa tidak mungkinnya semua itu," demikian ungkap Prof. Erik Seiffert, guru besar ilmu anatomi integratif klinis dari Keck School of Medicine of USC.

Seiffert menggambarkan bahwa temuan itu diperoleh di sebuah situs terpencil, yang berada di sebuah negeri antah berantah. Karenanya, peluang untuk menemukan potongan-potongan itu adalah sangat kecil. Namun untuk itu, para peneliti berhasil menemukan fakta perjalanan yang juga sangat mustahil untuk dilakukan. "Dengan fakta ini, kami mengungkapkan perjalanan yang sangat mustahil yang dilakukan oleh monyet-monyet purba ini, semuanya sangat luar biasa," tukas Prof. Seiffert.

Diterangkan oleh Keck School News, bahwa ekspedisi ke Peru yang mengarah pada penemuan dua gigi milik spesies baru ini, dimulai sejak tahun 2016. Temuan atas kemiripan gigi bawah di Peru,dengan gigi monyet yang ada di Mesir, menegaskan bahwa monyet di Amerika Selatan adalah keturunan dari leluhur mereka yang berdiam di Afrika. Prof. Seiffert diminta untuk membantu penggambaran spesimen sejak tahun 2016. Namun sebenarnya dua gigi temuan yang pertama, diidentifikasi terlebih dahulu oleh seorang peneliti Argentina pada tahun 2015. 

Monyet Amerika Memiliki Nenek Moyang di Afrika

Sementara Prof. Seiffert menemukan empat fosil gigi monyet lain, yang ditemukan di pedalaman Amazon, di wilayah Peru. Hal ini membuktikan, bahwa telah ada lebih dari satu kelompok primata purba, yang telah melakukan perjalanan melintasi samudra Atlantik, dan berasal dari Afrika.

Menurut Prof. Seiffert, gigi yang ia temukan adalah gigi yang berasal dari keluarga primata Afrika yang punah, yang dikenal sebagai Parapithecids. Monyet-monyet itu diyakini telah melakukan perjalanan lebih dari 900 mil dengan menumpang rakit terapung. Kemungkinan rakit itu terputus dari bibir pantai, akibat badai.

Penelitian ini menunjukkan bahwa monyet masa kini (New World monkeys) dan juga sekelompok hewan pengerat (caviomorphs), diketahui memiliki garis silsilah dari mereka yang entah bagaimana, berhasil melakukan perjalanan transatlantic yang sebenarnya mustahil untuk dilakukan. Berlayar dari Afrika ke Amerika Selatan.

Para peneliti kemudian menamai monyet yang sudah punah ini sebagai Ucayalipithecus perdita. Ucayali, adalah daerah di Amazon, Peru, tempat di mana fosil gigi mereka ditemukan. Pithikos berasal dari bahasa Yunani yang berarti monyet. Sementara perdita, adalah bahasa latin untuk kata hilang.

Migrasi Monyet Terjadi Sejak 34 Juta Tahun yang Lalu

Ucayalipithecus perdita disebut berukuran sangat kecil, sama halnya seperti seekor marmoset di masa sekarang. Berdasarkan kedekatan dengan fosil dari kerabatnya di Mesir, peneliti menduga migrasi terjadi pada sekitar 34 juta tahun yang lalu. Sementara berdasarkan usia dari situs tempat di mana gigi itu ditemukan, diperkirakan telah dibangun pada zaman Oligosen. Berusia antara 34 juta hingga 23 juta tahun yang lalu.

Kawanan monyet diperkirakan datang ke benua Amerika, ketika lapisan es antartika mulai menumpuk, dan permukaan air laut juga mulai turun. "Itu mungkin berperan untuk membuatnya sedikit lebih mudah bagi primata ini, sehingga benar-benar dapat melintasi Samudra Atlantik," pungkas Prof. Seiffert.

 

Sumber:
Materi terkait temuan hanya disediakan dan tetap menjadi milik dari Keck School of Medicine of USC. Cuplikan naskah diperoleh dari rilis sciencedaily[dot]com.
Penulis asli adalah Laura LeBlanc dalam keck[dot]usc[dot]edu.
Referensi:
Erik R. Seiffert, Marcelo F. Tejedor, John G. Fleagle, Nelson M. Novo, Fanny M. Cornejo, Mariano Bond, Dorien De Vries, Kenneth E. Campbell Jr. A parapithecid stem anthropoid of African origin in the Paleogene of South America. Science, 2020 DOI: 10.1126/science.aba1135
Ilustrasi foto:
keck[dot]usc[dot]edu

 

 

Share :


Post Comment

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Unknown: Failed to write session data (user). Please verify that the current setting of session.save_path is correct (/var/cpanel/php/sessions/ea-php56)

Filename: Unknown

Line Number: 0

Backtrace: