Lingkar Berita Pendidikan Indonesia

Sebagai Satuan Pendidikan, Sekolah Siap Terapkan Kurikulum Merdeka

Pendalaman konsep merupakan target utama bagi para pelajar Indonesia dewasa ini. Melalui kurikulum merdeka, pemerintah berusaha untuk memberikan cukup waktu bagi siswa agar dapat mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Selain itu, guru juga memiliki keleluasaan untuk dapat memilih beragam perangkat ajar, sehingga proses belajar mengajar juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan minat dari siswanya. "Ini usaha untuk menjadikan peserta didik menjadi pembelajar yang aktif. Memudahkan usaha untuk mengaktualisasikan tujuan pendidikan, yaitu berkembangnya karakter dan kompetensi peserta didik," demikian terang Anindito Aditomo, Ph.D., dalam panduan pembelajaran dan asesmen yang dikeluarkan oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbud Ristek Republik Indonesia.

Kurikulum Merdeka Berikan Kewengan Kepada Sekolah

Namun demikian, kurikulum merdeka sebenarnya tidak bermaksud untuk melakukan pergantian kurikulum. Kurikulum merdeka, bermaksud memberikan ruang inovasi dan kemerdekaan bagi kurikulum tingkat satuan pendidikan. Harapannya, sekolah dapat dimungkinkan untuk melakukan adaptasi dan perubahan yang cepat. Kurikulum merdeka, baru akan menjadi kurikulum nasional, pada tahun  2024 nanti. 

Dalam hal ini, Kemendikbudristek menegaskan bahwa sekolah memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks dari masing-masing sekolah. Selain itu, sekolah juga bertugas menerapkan operasional kurikulum atas kerangka kurikulum nasional yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan demikian, kurikulum antar sekolah bisa dan seharusnya berbeda. Merujuk pada karakteristik murid dan kondisi sekolah.

SMP Taruna Jaya Surabaya, Bersiap Menyambut Kurikulum Merdeka

Menanggapi hal tersebut, sekolah sebagai satuan pendidikan, terlihat antusias dalam menyambut kehadiran kurikulum merdeka. Tak ingin menunggu lama, SMP Taruna Jaya I Surabaya mengaku siap dalam mengemban amanah tersebut. Bahkan selama dua hari, para guru telah mengikuti academic camp yang digelar sekolah. Bertempat di Trawas, Mojokerto, pada tanggal 25-26 Februari 2023 lalu, SMP Taruna Jaya menggelar rapat kerja akademik untuk tahun ajaran 2023/2024. "Kami memang sengaja mengadakan lebih awal, agar kita bisa lebih siap. Terutama dalam menyikapi kurikulum merdeka untuk tahun ajaran baru nanti," ujar Endang Winarningsih, S.Pd., selaku Kepala SMP Taruna Jaya I Surabaya.

Meski tergolong baru, kurikulum merdeka disebut dapat diterima oleh SMP Taruna Jaya sebagai salah satu satuan pendidikan menengah yang ada di Surabaya. Menurut Endang, sebelumnya SMP Taruna Jaya I Surabaya, sudah menjalankan multiple intelligences. Melalui pendekatan tersebut, setiap siswa diakui segala potensi dan kecerdasannya. Selain itu, sekolah yang ia pimpin, disebut sejak lama telah menganut environmental education sebagai konsep pembeda dari sekolah lain. 

Dikatakan oleh Endang, hal ini sejalan dengan kurikulum merdeka belajar yang menginginkan agar guru di sekolahnya juga dapat menyelenggarakan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.

"Sebenarnya semua itu sudah ada di environmental education dan multiple intelligences yang kami anut. Jadi kami merasa ini memang sejalan dengan merdeka belajar," imbuh Kepala Sekolah. Selama dua hari, para guru saling berdiskusi untuk menyusun materi pengayaan yang dibutuhkan untuk mendukung merdeka belajar. Beberapa pengayaan yang diperlukan, dihubungkan dengan sasaran dari environmental education yang ternyata juga hendak diraih oleh kurikulum merdeka.

Menurutnya, dari sisi konsep dan materi sebenarnya sudah saling mendukung. Hanya saja masih perlu penyesuaian dalam perencanaan pembelajaran dan asesmen. Pihaknya, bermaksud mengintegrasikan antara konsep, tema, materi pembelajaran, praktikum dan proyek. Kesemuanya tetap mengacu pada kekhasan sekolah yang menjalankan pendidikan berbasis lingkungan. 

Sementara program magang, diakui masih menjadi pekerjaan rumah yang harus disisipkan secara perlahan. "Dengan environmental education kami dimungkinkan untuk terus berkembang, dan bisa menyesuaikan dengan kurikulum nasional. Kami juga ingin tetap punya kekhasan yang berbeda dari sekolah lain," demikian pungkas Kepala SMP Taruna Jaya I Surabaya. 

 

 

 

Sumber:
Yayasan Pendidikan Taruna Jaya Surabaya
Ilustrasi foto:
koleksi khusus

 

Share :


Post Comment