Bug Hunter Asal Pasuruan, Mampu Tembus Google
Masih muda, dan sudah berhasil menarik perhatian Google. Itulah Nosa Sandy, pemuda luar biasa yang berasal dari desa Bukir, Gadingrejo, Pasuruan. Menurut pria yang mengaku masih kuliah ini, pertama kali mengenal dunia IT sejak masih duduk di bangku SD. "Saya mulai kenal IT di SD, tapi digunakan untuk game saja. SMP mulai penasaran dengan virus, dan lalu membuat virus sederhana, mulai dari notepad," ungkap Nosa Sandy.
Dengan logat Jawanya yang masih kental, sebagaimana dirujuk dari kanal milik Warta bromo TV, sejak SMA kelas dua, Nosa Sandy mulai terjun ke dunia bug bounty. Untuk itu, ia mulai berusaha untuk menemukan bug, dan kemudian melaporkan kepada pihak perusahaan. Setelahnya, perusahaan akan memberikan timbal balik, baik itu berupa uang ataupun souvenir. "Saya belajar dari ya komunitas dan Google sih..," terang Nosa Sandy.
BERITA TERKAIT: Mengelola Website dengan SEO dan Design Thinking
Perihal keberhasilannya memperoleh reward dari Google, Nosa menyebut juga telah melalui proses kegagalan. "Setiap bug hunter kan mempunyai suatu impian. Nah, kebetulan salah satu impian saya itu, menemukan bug di Google. Jadi sya itu mekso diri saya, gimana caranya dapat bug dari Google," demikian papar pria yang gemar mengenakan busana adat Jawa ini.
Menurut Nosa, ia telah berjuang menemukan bug sejak sekitar kelas 3 SMA. Mulai dari hanya sekedar mencari bahan bacaan, hingga akhirnya berhasil menemukan bug di Google. "Awalnya maret 2018, tapi bug tersebut cuman bekerja di old browser. Dan google menolak, karena semua orang sekarang sudah pakai modern browser," kisah Nosa.
Namun ia tidak menyerah begitu saja. Pada bulan Agustus 2018 lalu, Nosa mulai mencoba lagi. "Yakopo sih carane bee aku ngerti. Saya coba-coba, melakukan stupid think, yang jika dinalar gak ada logikanya, sehingga berhasil by pass, dan akhirnya bisa di-perform ke modern browser. Dan kemudian dinyatakan valid di September awal lalu," tukasnya.
Bug yang ditemukan oleh Nosa, terkait dengan "klik". Jika ke Google dan kemudian klik halaman, maka user akan menuju pada halaman yang bukan halaman Google. Hal itu dikarenakan pada header, sudah tidak ada lagi protection. Dalam hal ini, Nosa telah berhasil menghilangkan defender yang ada di Google.
"Sampai saat ini saya gak percaya, karena Google adalah perusahaan besar. Cita-cita saya meneng-meneng dapat uang. Pengangguran sukses," ungkapnya sambil terkekeh. Lebih jauh, Nosa mengaku bahwa ia memegang impian untuk dapat berkiprah di Jakarta. Sebagai anak dusun, ia menyadari bahwa Jakarta adalah pusat IT di Indonesia. Untuk itu, ia merasa sudah sangat beruntung, jika kelak berhasil memperoleh pengalaman kerja dan kemudian bisa bekerja di Jakarta.
BERITA LAIN:
Alika Islamadina, Pegang Akun Sosmed Paling Berpengaruh
Asian Games 2018, Tonggak Kebangkitan Prestasi Internasional Indonesia
Via Vallen Berhasil Raih Reaksi Positif dari Warganet
Jejaring Sekolah, Untuk Masa Depan Dunia
Dosen ITB Fasilitasi Jual Beli Online yang Aman
Sumber: Kanal Warta bromo TV dalam youtube[dot]com
siffiyan
31 March 2019
keren mah ini