Ciptakan Mobil Terbang, Mahasiswa MIT Wujudkan Mimpi Masa Kecilnya
Jangan takut bermimpi, dan jangan pernah remehkan cita-citamu! Mungkin itu kalimat yang pas, saat kita menengok kisah hidup dari Crystal Winston, salah satu mahasiswa MIT (Massachusetts Institute of Technology) yang menerima beasiswa Marshal. Sebuah beasiswa bergengsi yang hanya disediakan untuk lima mahasiswa terpilih di MIT. Penerimanya, akan berhak kuliah di Inggris untuk mengambil gelar Sarjana di sana.
Winston akan belajar di Imperial College London, untuk mendapatkan gelar Sarjana di bidang Aerospace materials and structures. Tentunya apa yang akan ia pelajari di sana, bukan bidang ilmu yang biasa-biasa saja. Bidang ilmu yang ia yakini, akan mampu wujudkan mimpi di masa kecilnya.
Berangkat dari Cita-Cita di Masa Kecil
Saat Winston masih duduk di bangku SD, ia mengaku bercita-cita menjadi penemu. Kala itu, ia bahkan tidak mengetahui jika penemu itu adalah sebuah pekerjaan. Ia selalu memiliki buku catatan, dan menuliskan ide-idenya terkait alat atau mesin baru yang hendak ia ciptakan.
Sambil tertawa, ayahnya dengan jujur mengaku tidak mengetahui apakah penemu adalah sebuah pekerjaan. Sang ayah, kemudian menyarankan Winston kecil untuk mengambil kuliah di jurusan Teknik Mesin.
Namun sebelumnya, Winston mengaku sempat berpikir ingin masuk ke jurusan seni dan menulis novel grafis. Ia mengaku suka menggambar, dan sangat piawai melakukannya. Faktanya, meski masuk ke jurusan Teknik Mesin di MIT, ia pun menemukan kelas favortinya, yaitu The Art of Comic Book Drawing. Untuk memenuhi tugas akhirnya, Winston harus membuat buku komik yang memiliki ide original.
Memiliki Paten tentang Desain Mobil Masa Depan
Suatu ketika, Winston pernah terjebak kemacetan bus di Atlanta, yang kemudian membuatnya meratapi dampak kemacetan yang disebabkan oleh kendaraan bermotor. Sejak saat itu, Crystal Winston membayangkan dunia yang memiliki transportasi yang tak hanya terbatas pada jalan.
"Saya punya ide untuk (kejadian) itu. Pada dasarnya, adalah sebuah mobil terbang," ujar Winston. Hal itulah yang kemudian ia angkat sebagai topik skripsinya yang dimulai pada tahun kedua kuliahnya.
Winston pun segera mengirim idenya ke kawan yang sedang kuliah di Teknik Dirgantara, dan keduanya pun mulai merancang prototipe untuk mobil yang mampu melaju di darat, namun juga bisa terbang ke udara. Saat ini, keduanya sedang mengurus paten untuk desain yang dibuat oleh mereka.
"Ketika saya melamar (beasiswa) Marshall, saya mengajukan seluruh gagasan ini, bahwa saya akan membuat ekosistem otonom yang keren, terbang, mobil yang bisa berenang," ungkap gadis penggemar kuliner ini.
Untuk memulai proyeknya, Winston bekerja di laboratorium milik Prof. Douglas Hart untuk membangun dan menyempurnakan robotnya. Bersama kolaborator seniornya, Clarissa Sorrels dan Noa Yoder, ia mengaku bahwa timnya mampu menunjukkan kemajuan dalam membangun sistem transportasi potensial di masa depan. Bahkan Winston pun, bermaksud segera menambah kemampuan lain untuk kendaraan terbangnya, yaitu kemampuan untuk berenang. Saat menghabiskan waktu sekian lama di Laboratorium, ia pun kian menyadari bahwa kuliah di Teknik Mesin adalah pilihan yang tepat bagi visinya.
Menurutnya, melalui beasiswa Marshal, ia dapat mewujudkan tujuan jangka panjangnya itu. Karenanya, ia berharap dapat melakukan penelitian robotika bawah air. Menciptakan robot yang bisa terbang dan berenang.
Menggembleng Diri dengan Banyak Kegiatan Positif
Sejak tahun pertama kuliah di MIT, Winston telah terlibat di NSBE, sebuah kegiatan sosial yang bermaksud membantu siswa SMA di wilayah Boston yang selama ini adalah minoritas yang kurang terwakili di kampus. Winston memulainya dengan membangun alat-alat yang keren di sana, seperti membuat balon udara (space balloons).
Hal itu ia lakukan, untuk membuat anak-anak di Boston tertarik dengan jurusan Teknik Mesin. "Kami meluncurkan balon raksasa ke ketinggian, dekat angkasa, dan mengambil beberapa foto yang benar-benar mengagumkan," kenangnya.
Bekerja di NSBE, adalah tempat ia menghabiskan waktu luangnya. Winston sempat menjabat sebagai Ketua unggulan akademik NSBE, yang berpartisipasi dalam kompetisi robot. Selain itu, Wonston kini juga menjadi Ketua Sosial untuk TBP dari Serikat Pelajar Kulit Hitam di MIT. Rupanya, Winston tak ingin menjadi mahasiswa biasa-biasa saja. Kebanyakan mahasiswa pintar, dikenal sulit bergaul, dan hanya menghabiskan waktunya di bangku kuliah, dan kemudian pulang ke rumah.
Selain itu, Winston juga pernah terlibat dalam proyek pembuatan monitor tekanan darah di The Research Laboratory of Electronics. Ia juga menghabiskan musim panasnya untuk bekerja di Google, dan bertanggung jawab untuk merekayasa mobil StreetView. Winston juga pernah bekerja membantu mahasiswa PhD, untuk membangun robot karet yang nantinya dapat dimasukkan ke dalam sistem perpipaan. Robot tersebut mampu mendeteksi kebocoran, sekaligus memetakan sistem perpipaan.
Visi Masa Depan
Untuk ke depan, Winston bermaksud akan memulai bisnisnya sendiri sebagai wiraswasta kecil. Usai berhasil mendapat gelar PhD, ia mengaku hendak membangun perusahaan yang terkait dengan transportasi. Tentunya tak lepas dari idenya untuk merancang dan membuat mobil yang dapat terbang dan berenang. Setidaknya, ia berencana akan memulai bisnisnya dengan membangun perusahaan yang menawarkan jasa robot pencarian dan penyelamatan. Pendek kata, Winston ingin memiliki bisnis yang tak jauh dari dunia robotika dan transportasi.
Crystal Winston, adalah sekelumit kisah dari MIT. Tentunya, adalah sangat mungkin, jika kelak ada putera Indonesia yang mengikuti bahkan melampaui jejaknya. Langkah besar, dapat dimulai dari langkah kecil, bahkan sedari kecil, saat usia kita masih belia. Jangan pernah takut untuk bermimpi, dan segera bangkit untuk wujudkan cita-citamu!
Sumber: news[dot]mit[dot]edu
Penulis naskah asli: Gina Vitale
Foto: Ian MacLellan