Lingkar Berita Pendidikan Indonesia

Tak Harus Duduk Diam di Bangku Sekolah, Siswa Butuh Bergerak

Siswa, sejatinya butuh bergerak. Setiap hari siswa pergi ke sekolah, dan terkondisi untuk terlalu banyak duduk sepanjang hari. Padahal jika terlalu banyak duduk, siswa tidak bisa berkonsentrasi dengan baik lagi saat memperoleh pelajaran. Dr. Thom McKenzie menjelaskan betapa pentingnya pendidikan jasmani yang berkualitas bagi anak di sekolah. Menurutnya, orang tua perlu bekerja sama dengan komunitas, guru, komite sekolah, dan beberapa pihak lain yang terkait.

Tahukan anda? Bahwa siswa butuh setidaknya beraktivitas fisik selama 60 menit setiap hari di sekolah. Hal ini menjadi perlu untuk diperhatikan, mengingat ketidakaktifan fisik, adalah penyebab keempat utama, kematian. Anak-anak yang tidak aktif, akan beresiko mengalami kelebihan berat badan, obesitas, dan penyakit kronis lainnya. 

Sementara para siswa, selama lebih dari 6 jam per hari, 9 bulan setahun, dan selama 13 tahun, menghabiskan sebagian besar waktu mereka, karena dipaksa untuk duduk. Untuk itu, program pendidikan jasmani sangat penting dalam membantu anak-anak agar memperoleh aktivitas fisik di sekolah. Pendidikan jasmani, akan dapat mempromosikan kesehatan, gaya hidup aktif, meningkatkan kebugaran jasmani, serta mengajarkan gerakan penting dan keterampilan perilaku.

NASBI (The national association for sport and physical education) di Amerika Serikat, telah merekomendasikan agar siswa SD dapat menerima setidaknya 150 menit per minggu, kegiatan pendidikan jasmani di sekolah. Sementara untuk siswa SMP dan SMA, dapat menerima setidaknya 225 menit per minggu. Sementara kondisi saat ini, mayoritas siswa disebutkan belum dapat menghabiskan waktu sebanyak itu di sekolah.

Peran Orang Tua Siswa

Padahal, selain mempromosikan aktivitas fisik, pendidikan jasmani juga dapat berkontribusi terhadap tujuan akademik yang diharapkan dari para siswa. Jadi, apa yang dapat dilakukan oleh orang tua? Hal pertama yang dapat dilakukan, wali murid dapat mengecek kegiatan pendidikan jasmani di sekolah. Apakah telah menyediakan waktu yang cukup untuk aktifitas fisik, kebugaran fisik, pengembangan keterampilan, dan mempromosikan aktivitas di luar kelas?

Berikutnya, mencermati apakah kurikulum yang ada di sekolah, sudah berbasis aktivitas? Artinya, meski sedang mengikuti mata pelajaran yang bukan olah raga, namun siswa tetap berpeluang untuk mengeksplorasi aktivitas yang memungkinkan baginya untuk bergerak, dan tidak hanya dudu berdiam diri di atas bangku. Hal lain, para orang tua dapat mencermati runutan aktivitas fisik yang dilakukan oleh siswa, sepanjang hari di sekolah. Selain olah raga, misalnya terkait dengan aktivitas pada jam istirahat, atau pergerakan siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran dan kegiatan ekstrakulikuler.

Sehubungan dengan pengembangan pendidikan, dapat dianalisis pula terkait dengan penggunaan transportasi oleh siswa, saat mereka menuju dan kembali dari sekolahnya. Aktivitas seperti bersepeda atau berjalan kaki, tentu dapat memperluas ruang gerak siswa. Selain itu, dapat pula dilakukan review terhadap program pendidikan jasmani dan kurikulum sekolah, yang dilakukan setiap tahun.

BERITA LAIN:

SMK Wikrama Berhasil Tarik Perhatian UNESCO sebagai Green School

Jejaring Sekolah, Untuk Masa Depan Dunia

Sambut Hari Migran, Mahasiswa dan Migran Nonton Film Bareng di Kampus

Personal Branding, Mulai dari Alika, Ronaldo, hingga Oprah

Belajar Pengembangan Komunitas, Mahasiswa Gunakan Pohon Masalah

 

Sumber: parents[dot]com
Referensi: sparkpe[dot]org
Foto: sparkpe[dot]org

Share :



nabila

14 December 2018

really nice article !

Post Comment