Sambut Hari Migran, Mahasiswa dan Migran Nonton Film Bareng di Kampus
Pemutaran film merupakan salah satu bentuk pembelajaran visual yang digemari. Film merupakan media belajar yang ampuh bagi banyak pembelajar. Kamis (29/11) baru lalu, diselenggarakan sebuah acara screening film yang bertajuk “Global Migration Film Festival”.
Bertempat di Aula Soetandyo, FISIP, Kampus B, Universitas Airlangga, IOM (International Organization for Migration), menyajikan festival film bertema migrasi. Sebelum di Surabaya, sudah ada beberapa kota di seluruh dunia yang telah disinggahi. Sebelumnya, mulai tanggal 3 April sampai dengan 21 Juni 2018, para pembuat film diundang oleh IOM untuk dapat mengirimkan film aslinya untuk dapat diputar di seluruh dunia. Film terpilih, dijanjikan akan diputar selama IOM's Global Migration Film Festival berlangsung. Festival ini fokus pada tantangan dan janji seputar migrasi, sekaligus kontribusi yang diberikan migran kepada komunitas baru mereka. IOM merupakan sebuah organisasi internasional yang bergerak di bidang migrasi di bawah UN.
Kegatan festival film kali ini, dilaksanakan sekaligus untuk memperingati Hari Migran Sedunia yang jatuh pada tanggal 18 Desember 2018. Terdapat dua film bertemakan migrasi yang diputar, yaitu film “Journey to the Darkness” dan film berjudul “I’m Rohingya”, yang kurang lebih berdurasi hingga tiga jam. Keduanya menceritakan kisah nyata perjuangan para migran, khususnya mereka yang terpaksa harus meninggalkan rumahnya yang sudah tidak lagi aman. Setelah pemutaran film selesai, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi yang Akmal Haris, selaku perwakilan IOM Indonesia dan Irfan Wahyudi, Ph.D selaku dosen komunikasi Universitas Airlangga.
Diskusi berjalan singkat dan dilanjutkan dengan kesaksian atau pengalaman salah seorang migran Rohingya yang telah berada di Indonesia selama lima tahun. Tidak hanya migran Rohingya saja, “Global Migration Film Festival” juga dihadiri oleh beberapa migran dari berbagai negara yang saat ini sedang berada di Indonesia. Setelah itu, acara ditutup dengan sesi tanya jawab.
Secara keseluruhan, festival film bertema migran ini, dapat digunakan untuk mengedukasi masyarakat Indonesia, melalui seni film, tentang proses migrasi yang memang dibutuhkan oleh beberapa orang. Bahkan tak dapat dipungkiri, jika suatu saat nanti kita juga dapat berada pada situasi yang sama sebagai migran. Melalui kegiatan semacam ini, mahasiswa dapat meningkatkan kepedulian terhadap para migran, khususnya kepada pengungsi. Lebih jauh, mahasiswa dapat menjadi pejuang migran bagi mereka yang ternyata mengalami kesulitan untuk mencapai negara tujuan, demi mencari tempat yang lebih aman. Dalam perjalanannya, selain membawa resiko yang harus dihadapi, para migran setidaknya masih akan memiliki harapan hidup, yaitu kita.
Selain di Universitas Airlangga, kegiatan Global Migration Film Festival, juga diselenggarakan pada tanggal 7 dan 8 Desember 2018 di Auditorium Institut Français d'Indonésie (IFI) Surabaya.
BERITA LAIN:
Perkenalkan Budaya Indonesia, Unair Sediakan Program Musim Dingin Bagi Mahasiswa Internasional
Tak Harus Duduk Diam di Bangku Sekolah, Siswa Butuh Bergerak
Personal Branding, Mulai dari Alika, Ronaldo, hingga Oprah
Kupas Universal Health Coverage, Melalui Seminar JKN
Sambut Hari Migran, Mahasiswa dan Migran Nonton Film Bareng di Kampus