Lingkar Berita Pendidikan Indonesia

Cegah Virus Corona, Perlu Menjaga Kebersihan Tangan dan Pernafasan

Sejak akhir tahun lalu, pada tanggal 31 Desember 2019, WHO (World Health Organization) mengaku pertama kali menerima laporan tentang kasus pneumonia di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kala itu, ditemukan virus baru yang tidak cocok dengan virus lain yang sudah dikenal sebelumnya. 

Sebagaimana diberitakan oleh who[dot]int, seminggu kemudian pemerintah China baru mengkonfirmasi perihal adanya virus baru tersebut. Virus itu adalah coronavirus, yang disebut sebagai keluarga dari virus flu, seperti halnya SARS dan MERS. Virus baru ini, kemudian diberi nama 2019-nCoV.

Virus Corona Memakan Korban

Dikatakan oleh Jackson Ryan dalam kabar cnet[dot]com, bahwa virus yang pertama terditeksi di Wuhan ini, telah menewaskan 80 irang dan menginfeksi lebih dari 2000 warga China. Menurut Komisi Kesehatan Nasional di China, virus ini seperti halnya terjadinya penyakit seperti pneumonia, namun memiliki kadar mematikan seperti SARS dan MERS.

Jumat (24/1) lalu, pemerintah Prancis telah menyatakan adanya tiga kasus. Sementara pemerintah Amerika Serikat, mengumumkan adanya kasus ketiga di California Selatan. Dikatakan oleh Dr. Nancy Messonnier, bahwa saat ini setidaknya terdapat 60 pasien yang sedang diteliti pada lebih dari 20 negara bagian di Amerika Serikat.

Pada sisi lain, Hongkong telah mengumumkan keadaan darurat dan membatalkan semua perayaan tahun baru imlek di sana, sejak hari Sabtu (25/1). Sementara pemerintah China, telah melarang warganya untuk melakukan perjalanan ke luar negeri, termasuk menangguhkan wisata yang tentunya akan berhubungan dengan penghentian penjualan paket penerbangan dan hotel.

"Mungkin ada sekitar 1000 kasus berupa adanya penyakit misterius di kota ini," demikian ujar Zhou Xianwang, Walikota Wuhan pada hari Minggu (26/1) kemarin. Menurutnya, terdapat sekitar 3000 kasus yang dicurigai terkait dengan kasus virus corona. Penderita termuda, adalah bayi perempuan berusia 9 bulan, yang menetap di kota Beijing. Sementara pasien meninggal tertua, adalah pria berusia 88 tahun yang meninggal dunia pada hari Minggu (26/1) di Shanghai.

Namun yang mengkhawatirkan, tercatat 5 juta orang telah meninggalkan Wuhan, sebelum adanya larangan untuk bepergian tersebut. Angka ini cukup besar, dan berpotensi memberi dampak luas bagi masyarakat dunia. 

Pihak berwenang di Hubei menyebut, terdapat 76 orang korban tewas di sana. Untuk kasus yang sedang diteliti, meliputi 2.744 orang yang tersebar di seluruh China, termasuk di Henan, Shanghai, dan Hubei. Secara total, hingga berita ini diturunkan, telah terjadi kasus kematian pada setidaknya 80 orang yang diakibatkan oleh virus corona ini.

Rekomendasi Standar WHO

Akibat penyakit ini menyerang pernafasan maka WHO pun telah mengeluarkan saran bagi warga dunia agar dapat melindungi diri masing-masing. Hal itu meliputi praktik kebersihan tangan dan pernafasan, serta praktik makanan yang aman.

Karenanya WHO, menyarankan kepada warga dunia untuk sesering mungkin membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengandung alkohol. Ketika sedang batuk dan bersin, warga dunia diminta untuk terbiasa menutupnya dengan tisu, dan segera membuangnya kemudian melakukan cuci tangan. 

BERITA TERKAIT: Masyarakat Bisa Buat Hand Sanitizer dari Daun Sirih

Warga dunia juga diminta untuk menghindari kontak dengan siapa pun yang sedang menderita batuk dan demam. Namun jika kita yang sedang mengalami batuk atau demam, dan terlebih sulit bernafas, maka diminta untuk segera mencari perawatan medis terdekat. Saat memberi pengobatan, baik pasien atau dokter, diminta untuk berkomunikasi perihal riwayat perjalanan yang telah dilakukan sebelumnya oleh pasien.

Jika memang terpaksa mengunjungi daerah yang sudah terjangkit oleh virus corona, maka warga dunia diminta untuk menghindari kontak langsung dengan hewan atau permukaan yang bersentuhan dengan hewan. Selain itu, diminta untuk menghindari konsumsi makanan hewani dalam kondisi setengah matang. Pengolahan daging mentah, susu, dan organ hewani yang lain, memang dianjurkan untuk dapat diolah dengan penuh kehati-hatian. Hal ini untuk menghindari adanya kontaminasi dengan makanan mentah yang tidak sesuai dengan praktik keamanan pangan.

Pengurangan resiko, memang merujuk pada langkah-langkah untuk melindungi diri. Berdasarkan kasus-kasus yang ada di USA, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Australia, maka menjaga kebersihan tangan dan kebersihan pernafasan adalah kiat penting untuk dapat mengurangi resiko tertular.

"Kami belajar bahwa epidemi dapat dikendalikan tanpa obat-obatan atau vaksin, dengan menggunakan pengawasan yang ditingkatkan, isolasi kasus, pelacakan kontak, PPE dan tindakan pengendalian infeksi," demikian ujar Raina MacIntyre, Kepala Program penelitian biosekuriti di Kirby Institute, Universitas New South Wales.

Penularan Virus Corona

Peneliti China pada sebuah laporan di Journal of Medical Virology menyatakan bahwa ular adalah hewan liar yang paling memungkinkan bagi penyebaran 2019-nCoV. Berdasarkan penelitin terhadap kode genetik virus yang dibandingkan dengan dua jenis ular, menunjukkan adanyanya tingkat kemiripan tinggi antara kode genetik ular, dengan virus corona.

BERITA TERKAIT: Habitat Kelelawar Dirusak, Penyebaran Virus Corona Bisa Meluas

Menurut MacIntyre, diperlukan pengujian hewan yang ada di wilayah Wuhan, termasuk pengambilan sampel dari pasar. Dikatakan olehnya, bahwa langkah tersebut akan dapat memberikan lebih banyak informasi, perihal virus corona 2019-nCoV

 


Sumber:
who[dot]int
cnet[dot]com
nytimes[dot]com
Ilustrasi Foto:
Betsy Joles dalam nytimes[dot]com

Share :


Post Comment