Dayang Sumbi, dan Eksistensi Usaha Tanaman Obat
Tanaman obat keluarga merupakan salah satu alternatif yang biasa digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit. Banyak penelitian tentang manfaat tanaman obat keluarga dan kisah sukses dari mereka yang telah menggunakan tanaman obat keluarga.
Tanaman obat
Tanaman obat adalah solusi terdekat bagi masyarakat untuk bisa mandiri dalam hal kesehatan. Tanaman obat-obatan dapat ditanam di pekarangan rumah. Bahkan di kawasan perkotaan juga dapat ditanam di pot-pot kecil yang diletakkan di teras atau balkon. Tanaman obat keluarga ada bermaca-macam khasiat. Ada tanaman obat malaria, tanaman obat kanker, tanaman obat asam urat, tanaman obat diabetes, atau penyembuh beberapa penyakit lain.
Dayang Sumbi, Mojokerto
Di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, terdapat tempat budidaya tanaman obat keluarga yang cukup dikenal luas. Bahkan di sana, terdapat pabrik jamu yang telah berdiri sejak tahun 1993. Pendirinya bernama Prof. Dr. (HC). H. Wahid Isnandar dan Istrinya Hj. Popon Rosidah. Mereka berdualah yang mendirikan tempat budidaya bagi tanaman obat keluarga. Kemudian keduanya berhasil mendirikan pabrik jamu, sekaligus obyek wisata yang menyuguhkan keragaman tanaman obat.
Dikenal dengan nama “Dayang Sumbi”, kawasan tersebut berhasil mengembangkan dan mempertahankan resep-resep jamu dan menjual ke berbagai kalangan masyarakat. Namun sejak awal Juni 2017 lalu, Prof. Wahid Isnandar telah meninggal dunia. Pendiri sekaligus pemilik perusahaan jamu PT. Dayang Sumbi ini, kemudian mewariskan perusahaan jamunya kepada anak-anaknya. Kini, obyek wisata Dayang Sumbi yang terletak di Desa Sambilawang, Dungus, Ketemasdungus, Puri, Mojokerto, Jawa Timur ini, sedang dalam proses renovasi.
Sebagian besar tanaman obat dipindahkan dan tempat budidaya yang lama pun mulai tampak usang dan tidak berpenghuni. Salah satu pegawai di perusahaan jamu Dayang Sumbi mengatakan bahwa tempat budidaya tanaman obat memang sedang dalam proses renovasi. Menurutnya, pembuatan jamu masih tetap dilakukan, meski tidak memproduksi sebanyak dulu ketika pendiri masih hidup.
Sejak pendiri sekaligus pemilik Dayang Sumbi meninggal dunia, pengunjung yang datang ke Dayang Sumbi, diakui telah mengalami penurunan. Namun obyek wisata Dayang Sumbi, tetap dibuka setiap hari. Kemudian untuk jasa konsultasi, tetap dapat dilayani bersama anak-anak dari Prof. Wahid Isnandar. Para pegawai berharap, anak-anak almarhum dapat segera membuat inovasi, sehingga Dayang Sumbi, akan kembali jadi wahana budidaya tanaman obat yang penting bagi masyarakat. "Kami berharap tak hanya didatangi warga Jawa Timur, namun juga dikenal se-antero Indonesia," tukasnya.
BERITA LAIN:
Jejaring Sekolah, Untuk Masa Depan Dunia
Personal Branding, Mulai dari Alika, Ronaldo, hingga Oprah
SMK Wikrama Berhasil Tarik Perhatian UNESCO sebagai Green School
Puji Haryanti
16 November 2021
mau tanya tengang jamu