Ingin Berkelas Dunia, Para Dokter Diskusikan E-Learning
Saat ini, e-learning sudah menjadi kebutuhan bagi perguruan tinggi. E-learning adalah pembelajaran dengan menggunakan teknologi berbasis online untuk dapat mengakses materi pendidikan di luar kelas. Istilah lain untuk e-learning, antara lain: distance education, online learning, hingga internet learning.
Bagi pengguna e-learning, mereka akan menjumpai proses pembelajaran yang disajikan dalam bentuk lain. Saat ini, ada beberapa kampus yang terlihat giat dalam melaksanakan e-learning, seperti: e learning Unej (Universitas Jember), STIE Perbanas, Stiesia Surabaya, Universitas Pamulang, Universitas Negeri Padang, hingga Universitas Terbuka (UT) yang dikenal telah lama mengimplementasikan perkuliahan jarak jauh. Berdasarkan indeks dari Google, beberapa kampus dunia yang dikenal memberlakukan e learning dengan baik, diantaranya adalah Sultan Qaboos University Oman, USM Malaysia, The Holy Spirit University of Kaslik Lebanon, University of Namibia, University of Northern Iowa, University of Texas Dalas, hingga University of Florida di USA.
Tak ingin kalah dengan kampus yang lain, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga menggelar workshop tentang e-learning pada Kamis (15/11) baru lalu. Bertempat di ruang Gramik, FK, Kampus A Unair, dilangsungkan workshop dan sosialisasi terhadap para dosen pada bidang kedokteran.
Sebagai salah satu nara sumber yang hadir, Dr. Yuniawan Heru, menyebut bahwa kehadiran e-learning akan dapat merubah cara mahasiswa dan dosen dalam berinteraksi. Selain itu, e-learning disebut dapat mempengaruhi jenis pembelajaran, lokasi belajar, dan komunitas mahasiswa yang ada dewasa ini. Pada kesempatan tersebut, Dr. Yuniawan Heru, coba menyampaikan relasi antara e-learning, open access, dan webometrics ranking.
Terkait dengan pemeringkatan Webometrics yang digunakan sebagai acuan oleh beberapa Perguruan Tinggi dunia saat ini, disebutkan bahwa open access merupakan semangat bersama untuk meningkatkan transfer pengetahuan ilmiah dan budaya yang diproduksi oleh kampus, kepada masyarakat dunia. Dalam hal ini, kemajuan masyarakat akan dapat ditentukan oleh proses perubahan dalam dunia akademik. Untuk itu, para akademisi dirasa perlu dalam meningkatkan komitmennya, sekaligus memiliki strategi jangka panjang bagi masyarakat sekitar.
Dikatakan oleh Yuniawan Heru, bahwa Webometrics telah memandang website sebagai representasi dari misi universitas yang diharapkan dapat digunakan sebagai alat komunikasi ilmiah. Sehubungan dengan e-learning, pembelajaran jarak jauh merupakan saluran masa depan sebagai forum terbuka yang mempertemukan kampus dengan pihak eksternal.
"Di sini memang ada gap, antara sistem e-learning dengan misi open access. Seperti moodle misalnya. Sebagai sistem e-learning yang selama ini banyak digunakan oleh kampus, moodle adalah sistem tertutup. Pada sisi lain, moodle juga dibangun secara open source. Sementara semangat open source, adalah semangat saling berbagi, saling membangun. Open access juga ingin, agar semua warga dunia, dapat mengakses pengetahuan yang sama. Untuk itu, perlu cara untuk menjembataninya," ungkap Dr. Yuniawan Heru.
Terkait hal itu, Yuniawan Heru berharap agar FK Unair, dapat membangun portal yang dapat menjembatani antara sistem e-learning dengan kebutuhan open access bagi masyarakat dunia. "Tak hanya dapat mencetak pengetahuan, namun juga berbagi dengan masyarakat dunia," pungkas Dr. Yuniawan Heru. Selain itu, ia juga melihat potensi yang dapat dilakukan oleh FK Unair, untuk menerobos pasar dunia melalui industri e-learning.
BERITA LAIN:
Indonesia, Gagas Visi Indo-Pasifik untuk Stabilitas Regional
Menlu Retno Sampaikan Keberhasilan Diplomasi Indonesia
Bug Hunter Asal Pasuruan, Mampu Tembus Google