Lingkar Berita Pendidikan Indonesia

Potensi Wisata Medis di Masa Pandemi

Wisata medis sebagai sub sektor dari perjalanan wisata, merupakan hal yang menarik untuk dicermati. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Binhan Oguz, Godfrey Gordon, dan Henry H. Cruz, mereka mengulas potensi wisata medis di tengah pandemi Covid-19 dewasa ini.

Wisata medis (medical tourism) disebut memiliki potensi yang besar. Berdasarkan hasil penelitian mereka di negara Turki, India, Thailand, Meksiko, dan Republik Dominika, diketahui bahwa pada tahun 2019, di era sebelum pandemi, jumlah pasien yang mencari layanan medis ke lima negara sampel tersebut, mencapai angka 362 ribu hingga 3 juta pelancong medis.

Wisata medis, disebut sebagai usaha ekonomi yang berkembang berkat kemampuannya untuk menawarkan fasilitas dan perawatan yang sebanding dengan apa yang ditawarkan oleh institusi medis pada negara-negara berpendapatan tinggi di dunia. Disebutkan bahkan ada potensi penghematan hingga 90 persen dari angka perawatan medis yang dikeluarkan jika melakukan rawat inap atau penggunaan jasa profesional di negara-negara maju.

Kondisi Pasca Pandemi

Meski demikian menurut ketiga peneliti, pada tahun 2021 dan sesudahnya, akan mengalami tingkat pertumbuhan yang berbeda dengan capaian pada tahun 2019 lalu. Pelancong pasca pandemi, akan lebih banyak menuntut. Mereka akan lebih ingin mendapat kepastian, rekomendasi pribadi, dan mengetahui lebih banyak informasi perihal manajemen resiko. 

Pelancong wisata medis, diduga tetap akan mencari perawatan medis berkualitas tinggi, dengan harga bersaing, namun tetap dengan perlindungan medis yang diberikan oleh lembaga akreditasi terpercaya. Akibat pandemi, lembaga medis yang terakreditasi diperkirakan akan melonjak drastis.

Dalam hal ini, wisata medis akan berada pada tahap awal kontribusinya terhadap PDB (product domestic bruto) pada suatu negara. Dengan demikian, wisata medis diduga tetap akan mampu melewati pandemi Covid-19 kali ini, meski dengan tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dari tahun 2019.

Tantangan Wisata Medis

Akibat meredanya pandemi Covid-19, maka koordinasi internasional melalui protokol kesehatan akan menemukan kesepakatan yang daoat diterapkan. Oleh karenanya, akan menjadi langkah penting bagi wisatawan internasional untuk menuju ke fase berikutnya. 

Salah satu tantangan utama dari wisata medis, adalah perjalanan wisata yang dilakukan oleh orang tua dan individu rentan lainnya. Yang menarik, peneliti menyebut Thailand sebagai negara dengan potensi pemulihan terkuat, dibanding dengan keempat negara sampel yang lain. Urutan berikutnya diisi oleh Turki. Sementara Meksiko, Republik Dominika, dan India, disebut sebagai negara yang masih sibuk dalam menghadapi pandemi. Bahkan Meksiko disebut sebagai negara yang paling terkepung oleh pandemi.

Sementara itu Yuniawan Heru menyebut, bahwa pariwisata merupakan sektor penting, dimana telah menyumbang 29 persen dari ekspor jasa di dunia, dan telah menyerap lebih dari 300 juta pelaku lapangan kerja. Sektor pariwisata menyumbang 29 persen dari ekspor jasa dunia dan sekitar 300 juta pekerjaan secara global. Berdasarkan data UN WTO tahun 2020, setidaknya terdapat 20 negara yang memiliki ketergantungan GDP 20 - 74 persen terhadap sektor pariwisata.  

Namun demikian, beberapa eksplorasi yang tengah dilakukan, diharapkan masih akan dapat menghidukan kembali kondisi ekonomi negara masing-masing. Di balik potensi yang ada, tersimpan harapan dari wisatawan medis, bahwa warga negara tujuan wisata, juga tetap akan menghormati penerapan protokol kesehatan yang telah disepakai secara internasional.

"Jika kemudian ada kesepakatan bersama yang diinisiasi oleh negara-negara yang berada dalam area geografis yang berdekatan, maka akan bisa dibuat semacam Protocol for Covid SafeTourism," demikian ujar Yuniawan Heru Santoso. Nantinya protokol bersama ini, bisa diperbaharui setiap saat, merujuk pada kondisi pandemi terkini. Isinya berupa petunjuk operasi minimum, untuk protokol perjalanan wisata yang aman dalam lingkungan pandemi Covid-19.

Protokol tersebut bisa berisi uraian protokol ventilasi tempat relaksasi, protokol rumah makan, protokol operasional gym, spa, salon, pengobatan tradisional, serta beberapa hal lain yang bisa dijelaskan dengan rinci. Kesemuanya itu, ditujukan untuk memberikan kepastian dan perlindungan bagi para pelancong, khususnya kepada pelancong wisata medis.

 

 

Sumber:
Global Political Trends Center with JSTOR
Ilustrasi foto:
Medical Tourism Magazine

 

 

Share :


Post Comment