The Croc, Kapal Perang Penjaga NKRI
Satu per satu karya anak bangsa, bersiap menjawab tantangan zaman. Kali ini kabar gembira berasal dari ITS. Kampus yang berdomisili di Surabaya itu, berhasil merancang sebuah kapal perang masa depan.
Kapal Perang Buatan Dalam Negeri
Sebagaimana telah diberitakan oleh ITS News, kini ITS tengah berusaha merampungkan pembuatan The Croc. Kapal ini laksana buaya, sehingga dinamakan The Croc yang berasal dari kata Crocodile. The Croc, adalah kapal perang canggih yang disebut mampu berubah menjadi tiga mode sekaligus.
"Proses pembuatan kapal sudah mencapai 90 persen," tukas Ir. Wisnu Wardhana, MSc., PhD., selaku sang perancang kapal. Menurutnya, kapal tersebut ia rancang sejak tahun 2011 dan dibiayai oleh negara. Kemampuannya berubah menjadi kapal selam, kapal hidrofoil, dan kapal biasa, disebut Wisnu sebagai temuan baru pada dunia perkapalan internasional.
Dikatakan oleh dosen teknik kelautan ITS ini, bahwa kapal hidrofoil merupakan kapal yang memiliki bagian seperti sayap yang dipasangkan pada penyangga di bawah lambung kapal. "Ketika kapal meningkatkan kecepatannya, kapal hidrofoil dapat menimbulkan gaya angkat yang menjadikan lambungnya terangkat dan keluar dari air. Sehingga kapal terlihat seperti melayang,” imbuh Wisnu.
Dikutip dari ITS News, kapal yang disusun oleh tim ITS ini, dinyatakan mampu menjadi kapal pengintai. Kapal jenis ini, nantinya juga dapat digunakan untuk menangkap para pencuri ikan di perairan yang menjadi kedaulatan bangsa Indonesia.
Menurut Wisnu, ketika dalam mode selam, maka pencuri ikan tidak akan mengetahui kedatangan dari kapal perang ini. Ketika The Croc datang, tentu para pencuri ikan tidak akan sempat kabur. Selain itu, kapal ini tentu juga akan dapat dimanfaatkan dalam menjaga tindak penyelundupan yang kerap dilakukan di perairan Indonesia.
Kekuatan The Croc, Mampu Jaga Pertahanan
Selama membangun The Croc, ITS didukung oleh TNI Angkatan Laut, Kementrian Riset dan Teknologi, serta beberapa pihak lain. Nantinya, kapal ini diharapkan mampu menjaga pertahanan dan keamanan dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
The Croc, dilengkapi dengan dua mesin berkekuatan 350 tenaga kuda. Memiliki ukuran yang cukup ramping, kapal ini lebih cocok digunakan di wilayah Indonesia Barat. Pada wilayah tersebut, penggunaan kapal selam menjadi terlalu besar. Seperti diketahui, bahwa perairan di wilayah Indonesia Barat, cenderung lebih dangkal ketimbang area laut yang terletak di Indonesia Timur. Sementara The Croc, hanya memiliki panjang 12 meter dan lebar 3 meter.
Kapal ini terbuat dari aluminium, sehingga akan sangat ringan. Namun sayapnya, terbuat dari bahan baja karbon. Tujuannya, agar kapal juga bisa melayang. Pada waktu lain, The Croc bisa digunakan untuk menyelam hingga kedalaman 10 meter.
Saat meyelam, The Croc dapat mencapai kecepatan hingga 15 knot. Sementara saat berada dalam mode hidrofoil, bahkan bisa mencapai kecepatan 45 knot.
Sumber:
its[dot]ac[dot]id
Ilustrasi Foto:
its[dot]ac[dot]id