Dilatih Susun Paket Wisata, Pokdarwis Wajakensis Mengaku Beruntung
Usai menggelar kerja bhakti di sekitar monumen Wajakensis, para anggota Pokdarwis Wajakensis Jati Purbo tampak tak jua beranjak dari lokasi. Kala itu, mereka terlihat berbincang santai sambil menikmati kopi yang diseduh di Coffee Purba.
Pemilik Coffee yang juga Sekretaris dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Wajakensis itu, mengaku bahwa mereka sedang bersiap menunggu kedatangan tim Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) dari Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga. "Jika tempat lain sampai meminta untuk dilatih, maka kami ini yang langsung diberi pelatihan tanpa mengajukan dulu. Nah, tentu ini kita beruntung. Kami sangat berterima kasih," sambut pria yang akrab dipanggil mas Cholik itu.
Desa Gamping Memiliki Potensi Beragam
Minggu (9/10) lalu, tim Prodi Destinasi Pariwisata, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) di desa Gamping, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung. Mereka adalah Dr. Sri Endah Nurhidayati, M.Si.,Upik Dyah Eka Noviyanti, S.Ant., M.A., dan Dr. Yuniawan Heru Santoso, M.Si. Saat melaksanakan Pengmas, mereka juga didampingi oleh mahasiswa dari Prodi Sarjana Terapan Destinasi Pariwisata, Fakultas Vokasi, UNAIR.
Meski beberapa titik di jalan utama desa masih menyisakan genangan lumpur, namun hal itu tak menyurutkan langkah delegasi dari Fakultas Vokasi UNAIR untuk memberikan pelatihan. Pada malam harinya, Desa Gamping dan sekitarnya, memang diguyur hujan lebat.
“Ini kan sudah sekian lama ya, bukit-bukit di atas dimanfaatkan untuk kerajinan marmer. Kita tidak bisa selamanya menggerus bukit. Jika tidak ada yang menahan, maka air juga akan turun ke bawah hingga bisa menyebabkan banjir. Untuk itu, pariwisata adalah salah satu solusinya,” demikian ujar Dr. Sri Endah Nurhidayati, M.Si., dosen Destinasi Pariwisata UNAIR.
Menurutnya, desa gamping memiliki potensi yang beragam dan lengkap. Ada potensi wisata goa, pemandangan perbukitan, budaya lokal, kuliner lokal, wisata edukasi, hingga kehidupan Dan juga yang tak kalah pentingnya, adalah keberadaan situs Wajakensis yang sudah dikenal oleh dunia internasional.
Susun Paket Wisata Minat Khusus
Oleh karenanya, wisata minat khusus adalah yang paling sesuai dengan kondisi Pokdarwis Wajakensis. Nantinya anggota Pokdarwis bisa mengembangkan wisata edukasi yang terkait dengan situs Wajakensis. "Kemudian juga bisa wisata olah raga semisal gowes, trail, senam susur goa atau outbound," terang Sri Endah selaku Ketua tim Pengmas.
Ditambahkan olehnya, Wajakensis juga menyimpan potensi wisata kuliner, geomarmer, wisaya budaya, dan juga beberapa event atau atraksi wisata. “Tidak banyak daerah yang punya potensi geopark. Jika nanti rencana geopark sudah benar-benar terwujud, maka kami ingin masyarakat di sini tidak hanya jadi penonton, tapi memang sudah siap,” demikian tutur Sri Endah Nurhidayati.
Oleh karenanya, penyusunan wisata minat khusus perlu dikuasai oleh Pokdarwis Wajakensis Jati Purbo. Dikatakan oleh Sri Endah, bahwa Pokdarwis harus memperhitungkan beberapa komponen biaya, seperti konsumsi, transportasi, tiket, souvenir, dan yang lain. Bahkan nanti anggota Pokdarwis juga harus memperhitungkan keuntungan bagi organisasi. Selain itu, mereka juga bisa menjadi guide lokal yang juga masuk dalam perhitungan paket wisata.
Belajar Pemasaran Digital
Sementara itu, Yuniawan Heru berkesempatan untuk berbagi informasi terkait pemasaran digital. “Hari ini kita akan belajar bersama tentang penyusunan paket wisata minat khusus dan juga digital marketing,” terang Upik Dyah di hadapan puluhan anggota Pokdarwis Wajakensis yang hadir di Coffe Purba.
Menurut Yuniawan Heru, sebelum melakukan pemasaran, sebaiknya Pokdarwis terlebih dahulu dapat merumuskan destination branding mereka. “Mari kita diskusikan gambaran tentang apa yang hendak dijanjikan Wajakensis kepada calon wisatawan,” demikian tutur Yuniawan Heru Santoso.
Sembari menunjukkan beberapa contoh destination branding di beberapa tempat, para anggota Pokdarwis Wajakensis kemudian diajak untuk memanfaatkan media sosial bagi kepentingan pemasaran digital. “Intinya ada di kreatifitas dan konsisten. Tetap sabar dan selalu evaluasi diri. Jika konten kita menarik, maka mereka akan terpengaruh untuk coba berkunjung. Jika berhasil memberikan pengalaman yang sesuai dengan janji, maka ujungnya ada di kesan,” imbuh Yuniawan Heru.
Lebih jauh dikatakan, bahwa jika Pokdarwis bisa membuat pengunjung berkesan, maka mereka akan berkunjung kembali. Tak hanya itu, mereka pasti juga akan memberi rekomendasi kepada yang lain. Harapannya, rekomendasi itu bisa diberikan juga melalui medos. “Kita bisa disebut berhasil, jika mampu mendorong separuh dari jumlah pengunjung untuk mau memberikan kesan baiknya, melalui medsos masing-masing,” demikian tandas Yuniawan Heru.
Dilatih Membuat Wedang Wajak
Pada sesi yang lain, tim Pengmas Destinasi Pariwisata UNAIR juga berkesempatan memberikan pelatihan kuliner. Tentunya dengan memanfaatkan apa yang ada di lingkungan sekitar desa gamping.
“Ini kemarin saya beli langsung di pasar dekat sini. Kali ini kita akan praktik membuat stik pisang purba dan wedang wajak,” ujar Sri Endah sembari menjukkan resep khusus kepada peserta. Dengan memanfaatkan daun jati, pisang, gula jawa, jahe dan jeruk nipis, para peserta tampak begitu antusias dalam mengikuti praktik membuat olahan kuliner.
Usai melakukan praktik, beberapa cemilan dan wedang disuguhkan secara langsung kepada para pengujung. “Yang juga perlu diperhatikan, bahwa sajian atau presentasi itu penting. Jadi harus terlihat menarik dan juga instagrammable,” sahut Upik Dyah sambil menunjukkan penyusunan presentasi wedang wajak kepada peserta.
Di akhir acara, delegasi Fakultas Vokasi UNAIR menyerahkan seperangkat cup sealer kepada perwakilan Pokdarwis Wajakensis Jati Purbo. Tak lupa, beberapa peserta dan pengunjung juga diminta untuk melakukan posting melalui medsos masing-masing dengan tagar yang disepakati.
Sumber: istimewa