Lingkar Berita Pendidikan Indonesia

Telkom University Persembahkan Robot untuk Bantu Tangani Covid-19

Melalui informasi yang dipublikasikan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, pemerintah menyebut jumlah kasus sembuh Covid-19 per hari Kamis (7/5) bertambah hingga menjadi 2.381 orang.

Dikatakan oleh Achmad Yurianto selaku juru bicara, sebaran sembuh terbanyak diduduki oleh DKI Jakarta, lalu disusul oleh Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Bali, dan kemudian Jawa Barat. Kriteria pasien sembuh, dicatat berdasarkan hasil uji laboratorium selama dua kali, dan ketika pasien sudah tidak ada lagi mengalami keluhan klinis.

Telkom University Beri Solusi untuk Isolasi

Pada sisi lain, berdasarkan infografis Covid-19 per tanggal 7 Mei 2020, diberitakan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang terpapar menjadi 12.776 orang. Jumlah itu tersebar di 354 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. 

Untuk itu kabar gembira kali ini datang dari Telkom University. Kampus yang bertempat di Bandung ini dilaporkan berhasil menciptakan Autonomous UVC Mobile Robot yang disebut AUMR. Menanggapi jumlah kasus positif Corona yang terus meningkat, akademisi di sana bermaksud menekan resiko penularan kepada tim medis. 

Karenanya, AUMR dapat ditugaskan untuk melakukan disinfeksi dan sterilisasi secara efektif, dari jarak jauh. Rencananya, AUMR akan ditempatkan di ruang isolasi pada pasien Covid-19. Dengan demikian, proses disinfeksi dan sterilisasi dapat dilakukan tanpa kehadiran fisik manusia. 

Robot AUMR ini sedianya akan diujicobakan di Rumah Sakit Pindad di Bandung, dan juga Wisma Atlet Jakarta yang dikabarkan menangani lebih dari 1000 pasien. "AUMR ini merupakan Robot AUMR pertama di Indonesia, sebelumnya alat yang serupa digunakan di beberapa negara salah satunya Denmark. Semoga alat ini bermanfaat untuk pencegahan penyebaran Covid-19 di Indonesia," tutur Prof. Dr. Adiwijaya, selaku Rektor dari Telkom University.

Cara Kerja Robot Anti Corona

AUMR disebut menggunakan sinar UV. Saat organisme terpapar sinar ini, meski dalam kisaran 200 nm sampai 280 nm, sinarnya akan dapat diserap DNA, RNA dan protein. Perlu diketahui 1000 nm, berukuran sama dengan 1 mikrometer, atau yang biasa disebut dengan 1 mikron. Proses penyerapan yang disebabkan oleh sinar UV, dinyatakan dapat memecahkan dinding sel protein, sehingga bisa menyebabkan kematiannya.

Penyerapan yang terjadi, diketahui dapat menyebabkan  inaktivasi untai ganda DNA atau RNA melalui pembentukan dimer timin. Dikutip dari laman berita Telkom University, hal tersebut diberitakan dapat menyebabkan proses replikasi DNA akan terganggu, sehingga sel tidak dapat mereplikasi.  

Robot hasil karya anak bangsa ini nantinya dapat dipekerjakan di Rumah Sakit hingga 5 jam. Kontrol terhadap robot AUMR bisa menggunakan remote control, line tracking, atau laser range navigation. Hebatnya lagi robot ini disebut sudah dilengkapi dengan sensor ultrasonic. Artinya, ia dapat terhindar dari kecelakaan yang diakibatkan oleh tabrakan dengan benda disekitarnya, saat sedang beroperasi.

Menurut Telkom University, pihaknya mengaku bekerja sama dengan Balai Pengembangan Instrumentasi (BPI) LIPI. Robot ini disebut memakan anggaran penelitian hingga Rp. 250 juta. Namun pihak Telkom University menyebut angka ini masih jauh berada di bawah harga impor untuk robot sejenis, yang bisa mencapai Rp. 1,2 miliar hingga Rp. 1,34 miliar.

Tim inovatif AUMR terdiri dari Dr. Kemas Muslim Lhaksmana dan Angga Rusdinar, S.T., M.T., Ph.D selaku tim Telkom University, bersama Dr. Irwan Purnama dan Dr. Ratih Asmana selaku tim dari LIPI.

 

Sumber:
covid19[dot]go[dot]id
telkomuniversity[dot]ac[dot]id
Ilustrasi foto:
telkomuniversity[dot]ac[dot]id
 

Share :


Post Comment