Terdampak Corona, Para DJ Gelar Festival Musik Online
Ada banyak cara untuk tetap berekspresi. Khususnya untuk tetap mengekspresikan darah seni selama masa pandemi berlangsung. Pada sisi lain, para seniman juga memerlukan media untuk bersosialisasi.
"Industri (musik) telah berhenti total. Banyak dari kita yang bergantung pada pertunjukan atau workshops atau menampilkan (karya) seni kita untuk penghasilan, (namun) sekarang menderita," demikian ujar Richard Sparvier, pemilik Drum Beat Entertainment. Sparvier adalah konsultan lingkungan yang menggeluti musik "rez house" yang berupa musik dansa elektronik dengan hentakan heavy beat.
DJ Asal Amerika Utara Gelar Festival Musik Online
Dengan adanya pandemi ini, Sparvier menduga bahwa mereka yang biasanya mendengarkan musik, juga akan menderita. Karenanya, kemudian DJ - disc jockey - yang merupakan penduduk asli di kawasan Amerika Utara berinisiatif menggelar festival musik mini yang digelar secara online. Festival tersebut kemudian diberi nama Pow Wow Fest yang disiarkan secara streaming melalui Twitch.
Twitch adalah portal digital yang memungkinkan untuk saling chat, interaksi dan membangun hiburan bersama. Twitch adalah milik Jeff Bezos yang juga dikenal sebagai pendiri Amazon dan pemilik The Washington Post. Biasanya, Twitch banyak digunakan oleh para gamer.
Namun kali ini, Twitch digunakan sebagai saluran untuk menyiarkan secara virtual panggung Pow Wow yang disebarluaskan dari Bluff, wilayah Utah, USA. "Ini adalah pertemuan sosial. Ini tentang being indigenous dan datang bersama-sama untuk bertemu, menari dan bersosialisasi," tukas DJ Sean Beaver.
Pow Wow adalah Kampanye, Agar Masyarakat Tetap di Rumah Saja
Dalam festival Pow Wow, setiap DJ diberi kesempatan untuk bermain selama satu jam. Selama itu, setiap DJ bebas berekspresi dalam memainkan satu set perangkat musik elektroniknya. Festival Pow Wow ini disebut sebagai bentuk "pesan" agar masyarakat tetap berada di rumah. Musik yang dimainkan, diibaratkan akan "menendang" masuk ke rumah, bagi siapa saja yang mendengarkannya.
"Di sini sepi sekali. Tapi ini akan menjadi bising," demikian ujar DJ Krieg Benally, sembari bermain musik di tebing dekat Navajo Nation, Bluff, Utah.
Festival itu pada awalnya bertujuan untuk menampilkan DJ yang merupakan orang keturunan asli di penjuru Turtle Island, sebutan bagi kawasan Amerika Utara. Namun berikutnya, Pow Wow juga menampilkan DJ yang merupakan "sekutu" dari masyarakat adat setempat.
"Festival ini akan menjadi cara bagi para DJ untuk berbagi musik dan budaya dengan yang lain, baik yang native maupun yang mereka yang nonnative," ujar Sparvier. Saat ini, Pow Wow Festival telah berjalan tiga kali. Kali pertama, menampilkan lima orang DJ. Pekan kedua, berhasil menampilkan 19 orang DJ. Lalu pada pekan ketiga, terdapat 24 orang DJ yang melakukan unjuk kebolehan.
Musik adalah Obat bagi Suku Najavo
"Saya biasa memainkan berbagai gaya musik elektronik, dicampur dengan indigenous sounds seperti halnya nyanyian Navajo," terang Krieg Benaly, salah seorang DJ yang tampil di Bluff. Menurutnya, suku Navajo kini tengah terpukul oleh virus Corona. Mereka terkena dampak atas terpuruknya industri pariwisata di sana. "Penduduk asli mengatakan, musik adalah obat. Ini obatku untuk siapa pun yang mau menerimanya," imbuh Benaly.
DJ lain yang ambil bagian dalam festival tersebut, adalah Matt Wood. Menurutnya, para DJ sangat mendukung keberadaan festival itu. "Jadi melihat energi dari komunitas positif, benar-benar istimewa bagi saya," demikian tandasnya.
Sumber:
Penulis asli adalah Lia Kvatum dalam washingtonpost[dot]com yang kemudian diterjemahkan secara bebas untuk kepentingan penyebaran pengetahuan dan informasi publik.
Ilustrasi foto:
otahpiaakifashionweek[dot]com