Lingkar Berita Pendidikan Indonesia

Frera, Tiny Town di Italia yang Tak Tersentuh Corona

Pendidikan yang baik terhadap penyebaran virus Corona, diyakini telah menyelamatkan sebuah desa di Italia. Ferrera Erbognone nama desanya. Namun dialek setempat biasa menyebutnya "Frera". Letaknya sekitar 50 km dari pusat kota Milan, Italia.

Sepintas, setiap warga Frera tampak memakai masker dan beberapa terlihat juga menggunakan sarung tangan. Jalanan pusat desa pun, tampak lengang. Tanda bahwa di sana memang jarang ada warga yang berkeliaran di luar rumah, kecuali jika hendak membeli kebutuhan pokok.

Frera Terletak Tak Jauh dari Kota Milan

Kota Milan dan desa Frera, keduanya berada di Lombardia regione. Sebagaimana dilaporkan oleh Anadolu Agency (AA News), wilayah Lombardia termasuk yang terparah di Italia, sehubungan dengan kasus infeksi Covid-19. Pandemi virus Corona disebut telah menginfeksi lebih dari 25.000 penduduk Lombardia, dengan angka kematian mendekati 8.000 orang. 

Milan dan Frera, sama-sama memiliki lebih dari 1.000 penduduk. Namun bedanya, penduduk Frera, sejauh ini adalah satu-satunya area di Italia yang tak tersentuh oleh virus Corona. Padahal, desa Frera memiliki populasi lansia dengan usia rata-rata yang tinggi. Tentunya, mereka juga memiliki kerentanan yang tinggi terhadap virus Corona.

Akibat kejadian luar biasa ini, Frera kemudian disebut sebagai Italy's tiny town yang kebal terhadap Corona. Padahal AA News menyebut, virus Corona saat ini tengah menyebar ke-181 negara di dunia, dengan kasus infeksi lebih dari 1.033.000 orang. Jumlah mereka yang meninggal dunia, kini menjadi di atas 54.300 jiwa, dengan sejumlah 219.000 pasien yang dinyatakan berhasil pulih.

Menurut publikasi Ruptly berdasarkan data yang diperoleh dari Johns Hopkins University, Italia kini tercatat memiliki 110.574 kasus virus Corona, dengan angka kematian mencapai 13.155 jiwa.

Warga Frera Patuh terhadap Anjuran Pemerintah

"Populasi (desa) kami sangat patuh dalam menghormati tindakan lockdown sebagai pencegahan," terang Kepala Desa Frera, Giovanni Fassina. 

Sebelumnya, Fassina mengaku telah meminta kepada seluruh warganya untuk mematuhi protokol kesehatan yang telah diinformasikan. "Kami tidak memiliki kasus Covid-19, dan itu karena (kami) menghormati aturan. Dan kegigihan, dalam aspek ini adalah satu-satunya cara (menghadapi) situasi ini, (sehingga) dapat terus menjadi (selamat) seperti ini," imbuh Fassina. 

Menurutnya, apa yang seharusnya dilakukan untuk pencegahan, juga telah dilakukan oleh penduduk Frera. Penduduk juga mengikuti himbauannya, agar mempraktikkan social distancing. "Jika kamu memiliki seorang teman, maka teleponlah dia, jangan bertemu! Bantulah diri anda sendiri, dan teman yang kamu harapkan, agar ia juga bisa selamat," tukas Fassina kepada para penduduk, seperti dikutip dari Ruptly.

Kasus Frera Menarik Minat Peneliti

Giovanni Fassina, selaku pemimpin yang paling bertanggung jawab di lokasi Ferrera Erbognone, tak menampik bahwa wilayahnya kini sedang menjadi pusat perhatian peneliti. Betapa tidak, desa Frera berhasil menekan tingkat penyebaran hingga 0 kasus, sementara lokasinya berada di seputar virus-hotspot pada Lambordia regione. Lambordia sendiri, dilaporkan memiliki 41 ribu kasus resmi Covid-19.

"Kami seperti orang lain," ujar Fassina kepada harian La Stampa. Ia meragukan bahwa warga Frera memang kebal terhadap Covid-19. Melalui kabar pada halaman AA News ia pun menambahkan, bahwa adalah kesalahan jika kita hendak menciptakan harapan palsu atau mitos, ketika tidak memiliki dasar. 

Karenanya, pada hari Kamis (2/4) lalu, Fassina yang juga seorang dokter ini, memilih mengajak warganya untuk menjalani pemeriksaan darah di laboratorium Sannazzaro. Sebagaimana dirilis oleh Today Italia, kejadian langka di desa Frera telah menjadi obyek penelitian dari Mondino Neurological Institute of Pavia

Penelitian itu ditujukan untuk memeriksa darah dari penduduk Frera, agar dapat mengidentifikasi keberadaan antibodi mereka. "Kami memilih Ferrere Erbognone, karena itu adalah komunitas dimana kasus infeksi dengan Coronavirus, yang belum terjadi," demikian ungkap CEO dari Mondino, Livio Tronconi.

Inisiatif pengambilan sampel darah ini, diharapkan akan menghindari mitos dan harapan yang tidak berdasar. Setidaknya akan tersedia 1000 sampel darah dari penduduk Frera. Sedianya kegiatan ini akan memakan waktu hingga dua bulan, sekaligus masa untuk merilis hasil penelitiannya.

Selaku pemimpin di Frera, Fassina tidak mempercayai bahwa keselamatan penduduknya disebabkan oleh faktor gen. Ia juga berhipotesis bahwa ukuran kecil komunitas juga dapat berperan. Namu ia menambahkan, bahwa kepatuhan terhadap peraturan, berkontribusi pada penyebab tidak adanya kasus virus Corona di desanya.

Untuk membuktikannya, Fassina mengaku telah menyetujui proyek penelitian yang melibatkan penduduknya, sekaligus berjanji akan membiayainya. "Saya yakin bahwa (sebenarnya sudah ada) banyak orang (yang) telah melakukan kontak dengan virus, dan telah mengembangkan infeksi dalam bentuk tanpa gejala. Kita (melalui penelitian ini) akan dapat menentukan berapa persen populasi yang (memang) kebal," demikian pungkas Fassina kepada Sky tg24.

 


Sumber:
today[dot]it
liberoquotidiano[dot]it
aa[dot]com[dot]tr
tg24[dot]sky[dot]it
ruptly[dot]tv
Ilustrasi foto:
LaPresse dalam nst[dot]sky[dot]it

Share :


Post Comment