Lingkar Berita Pendidikan Indonesia

Hadapi Pandemi, Kampus Harus Siap untuk Maraton

Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D., pada hari Selasa (31/3) kemarin mengumumkan tata laksana masa belajar penyelenggaraan program pendidikan. Melalui surat edaran nomor 302/E.E2/KR/2020 Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi menyampaikan beberapa hal terkait pelaksanaan belajar daring dan bekerja di rumah selama pencegahan Corona VIrus Disease masih berlangsung.

Perguruan Tinggi Dihimbau Agar Bantu Mahasiswanya 

Dalam edarannya, Dirjen Dikti mengumumkan bahwa masa belajar paling lama bagi mahasiswa yang seharusnya berakhir pada semester genap 2019/2020, dapat diperpanjang selama satu semester lagi. Adapun pengaturannya diserahkan kepada Rektor masing-masing Perguruan Tinggi. Periode penyelenggaraan kegiatan pembelajaran semester genap 2019/2020 pada seluruh jenjang program pendidikan, juga diminta agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing dengan tujuan agar seluruh kegiatan akademik tetap dapat terlaksana dengan baik.

Namun demikian, tak lupa Dirjen Dikti juga meminta agar setiap pelaksanaan langkah-langkah yang diambil, tetap dikoordinasikan dengan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi setempat. Sementara untuk kegiatan praktikum dan praktek lapangan, dapat dijadwal ulang sesuai dengan status dan kondisi setiap wilayah. Terkait dengan tugas akhir, juga dapat menyesuaikan dengan kondisi setempat, sehingga metode dan jadwalnya dimohon untuk dapat ditelaah dengan baik.

Selain itu, penghematan biaya operasional penyelenggaraan pendidikan yang bisa didapat, diminta untuk dapat digunakan dalam membantu para mahasiswa. Diantaranya melalui program subsidi pulsa koneksi pembelajaran daring, bantuan logistik dan kesehatan, atau kebutuhan yang lain.

IP address platform learning management system sudah kita daftarkan ke provider supaya mahasiswa tidak dikenakan biaya saat mengakses platform pembelajaran daring yang disediakan kampus,” demikian terang Prof. Nizam seperti telah diberitakan oleh situs Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Mahasiswa Juga Punya Potensi untuk Bantu Melawan Covid-19

Menurut Prof. Nizam, beberapa upaya yang dilakukan mahasiswa, secara akumulatif diharapkan dapat menjadi gerakan masal untuk mengatasi pandemi. Dikatakan olehnya, bahwa hasil pembelajaran semacam itu, tidak hanya dapat disetarakan dengan SKS dan menambah kompetensi mahasiswa, namun juga dapat dijadikan solusi melawan pandemi Covid-19. 

Prof. Nizam menyebut, bahwa saat ini sudah ada lebih dari 15.000 relawan mahasiswa yang siap menghadapi pandemi Covid-19. Hal itu disebut sebagai upaya menambah kompetensi mahasiswa, sekaligus menjadi karya nyata mereka untuk masyarakat dan bangsa. Lebih jauh, Prof. Nizam menambahkan bahwa perjuangan menghadapi pandemi ini memerlukan semangat kemanusiaan dan jiwa gotong royong. Setiap langkah yang diambil, juga harus dijalankan dengan sigap, strategis dan tepat. 

"Jangan sampai terjadi burn out, sehingga menghabiskan seluruh sumber daya di awal, padahal puncaknya masih jauh di belakang... Menghadapi pandemi ini memerlukan tindakan yang cepat, tetapi ini akan berlangsung lama dan kita harus siap-siap melakukan maraton," demikan tukas Prof. Nizam saat mengikuti Welcoming Remarks pada pelatihan literasi relawan mahasiswa kesehatan.

Disampaikan bahwa saat ini Kemdikbud telah merespon dengan beberapa upaya mendukung Kemenkes menangani pandemi Covid-19. Sebanyak 15 Fakultas Kedokteran dan 15 Rumah Sakit Pendidikan (RSP) telah ditetapkan oleh Kemenkes sebagai bagian dari sub center untuk melakukan tes Covid-19, hingga untuk memberikan pelayanan terhadap pasien. 

“Marilah kita bekerja bersama-sama saatnya untuk selalu berpikiran positif, bergandengan tangan, dan saatnya untuk kita tunjukkan bahwa kita bisa bersatu, bersama-sama, kita bisa kompak bergotong royong melawan pandemi ini,” demikian pengkas Prof. Nizam.

 

Sumber:
dikti[dot]go[dot]id
lldikti5[dot]ristekdikti[dot]go[dot]id
Ilustrasi foto:
unair[dot]ac[dot]id

 

Share :


Post Comment