Lingkar Berita Pendidikan Indonesia

Kekuatan Warna Tiffany Blue Sebagai Simbol Kemewahan

Baru tahun lalu dipublikasikan penelitian menarik, tentang penciptaan dan penggunaan warna oleh perusahaan. Kazazian Marieta selaku peneliti, mengulas adanya pengaruh dari pencampuran warna terhadap target konsumen dari sebuah merk. 

Terdapat pendekatan rasional yang dilakukan terhadap pilihan warna dalam mencapai tujuan popularitas. Marieta melakukan penelitian terhadap merk Tiffany and Co untuk memperoleh gelar master pada Kyiv National University of Technology and Design.

Tiffany sendiri dikenal sebagai perusahaan multinasional yang menggeluti perdagangan perhiasan, sejak tahun 1837. Toko pertama mereka dibuka di Manhattan dengan nama Tiffany, Young and Ellis. Hal ini merujuk pada nama Charles Lewis Tiffany dan John F. Young selaku pendiri perusahaan. Namun sejak Charles Tiffany mengambil alih pada tahun 1853, maka toko menjadi dibuka di beberapa negara dengan merk Tiffany and Co.

Sejak itu, warna pirus hadir dengan sentuhan warna biru kehijauan yang lembut sebagai ciri khas. Warna korporat yang diusung, mengingatkan pada langit yang terhampar luas, pada alam dan cinta. 

Disebutkan dalam penelitian tersebut, bahwa pemilihan warna mewakili tujuan perusahaan dan posisi perusahaan. Untuk itu, warna merk perlu dipilih dengan sangat hati-hati dan cermat, sembari merujuk pada aspek budaya dan psiko-fisiologis yang ada.

Warna disebut dapat mengekspresikan ketidaksadaran dan mampu memainkan peran emosi tertentu. Warna menjadi sangat penting, untuk menentukan seseorang agar terdorong memberi perhiasan yang mahal.

Biru Tiffany, selama ini dikenal sebagai warna kulit telur yang juga biasa disebut sebagai warna biru telur. Teori pertama menyebut pemilihan warna Tiffany tersebut terjadi, akibat popularitas dari pirus sebagai perhiasan pada abad ke-19. Sementara teori kedua, menginformasikan bahwa warna itu terinspirasi oleh warna gaun Empress Eugenia, ikon saat itu, yang kemudian membuat Charles Tiffany memilihnya.

Tergetnya adalah anak gadis atau wanita yang tertarik dengan mode dan perhiasan. Selain itu, juga pria yang peduli dengan citra mereka, dan yang memperhatikan hal detil.

Pemilihan warna tersebut ternyata memberi dampak pada emosi konsumen. Ketika seseorang melihat kotak biru Tiffany yang dibungkus dengan pita putih, maka ia akan tahu, bahwa ia akan mendapatkan sesuatu yang sangat istimewa. 

Warna Tiffany dalam dunia desain, telah menjadi simbol kemewahan. Bahkan Pantone Color Institute menyatakan, bahwa warna biru Tiffany, atau Tiffany Blue, tidak tunduk pada mode, namun justru dapat membawa kemewahan untuk apapun.

Melalui penelitiannya, Marieta menyimpulkan bahwa warna dapat mempengaruhi keadaan fisiologis, mental, hingga emosi manusia. Warna dapat menjadi simbol yang membawa makna tertentu. Tanpa menyadarinya, seseorang akan dapat "membacanya" dengan sempurna.

Dalam hal ini, peran warna merk dalam menciptakan sebuah gambaran produk, tidak boleh dianggap remeh. Menurut Marieta, kebanyak orang memilih produk tertentu, bukan karena rasa, namun atas dasar daya tarik iklan atau kemasan tertentu.

Oleh karenanya, hal ini perlu diperhatikan oleh industri perhiasan. Dalam hal ini, dapat diulas dalam aspek teknologi periklanan perhiasan. Perhiasan milik Tiffany and Co membuktikan, berapa pentingnya pemilihan warna yang tepat. Bahkan karenanya, Tiffany tidak mengubah kombinasi warna khas mereka hingga saat ini. Kombinasi putih dan birunya, telah menjadikan Tiffany sebagai salah satu merk perhiasan terpopuler di dunia, dalam jangka waktu yang lama.

 

 


Sumber:
Creation and Use of The Tiffany and Co Brand Corporate Color, dalam Art and Science Journal, Vol 6, 2021.  
Ilustrasi foto:
Viator Tripadvisor Company

 

 

  


 

Share :


Post Comment