Cultural Tourism dan Komparasi Kebijakan Pariwisata di Iran
Kebijakan pada sektor pariwisata, ternyata sangat terkait dengan kepemimpinan. Melalui penelitian yang dilakukan oleh Saeed Hemmatiha, telah diperoleh informasi menarik terkait kebijakan pada bidang cultural tourism di Iran.
Kandidat doktor dari Imam Reza International University pada waktu itu, menguak kebijakan cultural tourism pada tiga pemerintahan sekaligus. Yakni pada era kepemimpinan Hashemi Rafsanjani, Khatami dan Ahmadinejad di Iran.
Melalui temuan kualitatifnya, Saeed Hemmatiha menyatakan bahwa pemerintahan Hashemi memiliki sedikit kesempatan untuk melakukan pengelolaan cultural tourism secara efektif. Sama halnya dengan pemerintahan Khatami, yang juga disebut lebih banyak terlibat pada isu politik. Khatami juga dianggap belum dapat bekerja dengan baik untuk pengelolaan cultural tourism di Iran.
Terlepas dari kondisi yang dihadapi oleh kedua pemimpin sebelumnya, Ahmadinejad dinyatakan telah bekerja dengan lebih baik.
Interaksi Politik
Sehubungan dengan interaksi politik dan pengembangan pariwisata, pemerintahan Hashemi Rafsanjani dinyatakan kurang memiliki program khusus untuk pengembangan pariwisata dan potensi ekonomi. Namun pada pemerintahan Khatami, perkembangan politik Iran bersama negara Barat, dapat memberi sedikit kontribusi bagi pengembangan cultural tourism.
Pada pemerintahan Ahmadinejad, pengurangan hubungan politik internasional, dianggap telah merusak industri cultural tourism. Dalam hal ini, pemerintahan Khatami dianggap lebih baik, jika dibandingkan dengan pemerintahan Hashemi dan Ahmadinejad.
Dukungan Finansial Pemerintah
Sementara terkait dukungan finansial kepada sektor budaya, peneliti menganggap bahwa Hashemi hampir tidak mengambil tindakan apapun di bidang ini. Pada pemerintahan Khatami, terjadi penurunan harga minyak secara tajam, sehingga cultural tourism juga tidak dapat berkembang dengan baik.
Pada era pemerintahan Ahmadinejad, dilaporkan bahwa kenaikan harga minyak telah memberikan banyak sumber keuangan bagi pemerintah. Pemerintah Ahmadinejad telah membangun kembali beberapa infrastruktur, sehingga dianggap memiliki keberhasilan daripada dua pemimpin sebelumnya.
Dukungan Kebijakan Pemerintah untuk Pariwisata
Terkait dengan produksi kebijakan, pemerintah Hashemi dianggap kurang berhasil. Hashemi terkendala dengan adanya rekonstruksi pasca perang dan permasalahan ekonomi yang berdampak pada kebijakan. Sebaliknya, kondisi yang lebih baik pada masa Khatami, memberikan perhatian kepada sektor budaya.
Pada pemerintahan Khatami, perhatian pada keberagaman bahasa, etnis dan budaya telah memberikan dasar pada pengembangan sektor pariwisata. Namun ketika memasuki era Ahmadinejad, terjadi resesi yang dianggap memberi dampak pada minimnya interaksi institusional di Iran. Dalam hal ini, kebijakan budaya dianggap tidak berhasil dikelola dengan baik oleh pemerintahan Ahmadinejad.
Khatami, Sedikit Lebih Baik
Dipublikasikan melalui jurnal Revista Publicando, penelitian ini menyimpulkan bahwa pemerintahan Hashemi telah menghasilkan kebijakan yang secara tidak langsung, merusak masa depan cultural tourism di Iran. Bersama Mehdi Momeni dan Hamid Saberi dari Islamic Azad University, Saeed Hemmatiha menyebut era pemerintahan Khatami mengalami instabilitas hukum dan inefisiensi. Dengan demikian, kebijakannya dianggap turut andil dalam menghambat perkembangan cultural toursim di Iran.
Demikian pula dalam pemerintahan Ahmadinejad, peneliti juga memberikan kritiknya. Pemerintahan Ahmadinejad dianggap memberikan ketidakstabilan yang telah merusak industri cultural tourism di Iran.
Meski demikian, dalam kesimpulannya peneliti menyebut pemerintahan Khatami sedikit bekerja lebih baik daripada dua pemimpin yang lain. Berikutnya, Ahmadinejad juga dianggap sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan pemerintahan Hashemi Rafsanjani.
Lantas, bagaimana dengan pemerintahan di Indonesia? Sudahkah, mendukung cultural tourism di Indonesia?
Sumber:
Revista Publicando, Vol. 5 Num. 16 (2) (2018)
Ilustrasi foto:
Iran cultural council dalam irankenya[dot]org