Misteri Tangan Kidal, Ternyata Ada Pada Genom
Kita tentu pernah berjumpa dengan kawan atau kerabat yang memiliki tangan kidal. Pada budaya masyarakat, kidal kerap dianggap tidak beruntung, atau bahkan berbahaya. Prof. Dominic Furniss dari University of Oxford menyatakan, bahwa sepanjang sejarah, kidal memang dianggap tidak beruntung. Hal ini tercermin dari kata-kata penyebutan untuk "kiri" dan "kanan". Dalam bahasa Inggris misalnya, "right" juga digunakan untuk menyebut hal yang benar atau tepat. Sementara dalam bahasa Perancis, kata "gauche" selain digunakan untuk menyebut kiri, juga berarti canggung.
"Di sini kami telah menunjukkan bahwa kidal adalah konsekuensi dari perkembangan biologi otak. Sebagian didorong oleh interaksi yang rumit dari banyak gen. Ini adalah bagian dari permadani yang kaya, bersumber dari apa yang membuat kita menjadi manusia," ungkap Prof. Furniss.
Studi Genom untuk Kidal
Untuk pertama kalinya, dilakukan penelitian yang mengidentifikasi genom yang terkait dengan tangan kidal. Hal itu dikaitkan dengan efeknya terhadap arsitektur otak. Selain itu, ditemukan adanya perbedaan genetik yang berhubungan dengan area otak yang terkait dengan bahasa. Studi ini dilakukan dengan cara menganalisis genom kepada sekitar 400 ribu orang dari UK Biobank. Sejumlah 38.332 diantara mereka, adalah orang kidal.
Identifikasi Wilayah Genetik
Sebelumnya telah diketahui, bahwa gen memiliki peran parsial dalam menentukan seseorang mendapat kidal ataukah tidak. Dalam penelitian terhadap anak kembar, diperkirakan terdapat 25 % variasi kidal, yang ditemukan dalam gen. Namun saat itu, belum diketahui, gen mana dalam populasi umum, yang berhubungan dengan proses yang mengarah ke kidal.
Penelitian terbaru, menggunakan brain imaging yang lebih rinci, sehingga kemudian dapat ditemukan efek genetik yang terkait dengan perbedaan struktur otak dalam white matter tracts, yang mengandung cytoskeleton dari otak, yang terhubung dengan area yang terkait dengan bahasa.
Menurut Dr. Akira Wiberg, para peneliti telah menemukan bahwa pada peserta kidal, area bahasa yang ada di sisi kiri dan kanan otak, berkomunikasi antar satu sama lain dengan cara yang lebih terkoordinasi. "Hal ini meningkatkan kemungkinan yang menarik untuk penelitian di masa depan tentang kidal, yang mungkin memiliki keuntungan ketika melakukan tugas-tugas verbal. Tetapi harus diingat, bahwa perbedaan-perbedaan ini hanya dilihat sebagai rata-rata atas jumlah orang (obyek penelitian,red.) yang sangat besar. Jadi, tidak semua orang kidal akan serupa," ujar Dr. Wiberg.
Sehubungan dengan itu, Prof. Gwenaëlle Douaud mengatakan, bahwa banyak hewan memiliki asimetri kanan-kiri dalam perkembangannya, seperti cangkang siput. Hal itu, didorong oleh gen yang disebut cytoskeleton.
Nah, untuk pertama kalinya hal ini kemudian dilakukan pada manusia. Peneliti telah mampu membuktikan bahwa perbedaan sitoskeletal yang terkait dengan ini, sebenarnya terlihat di otak. Jadi ada kemungkinan, bahwa perkembangan menjadi kidal, sudah mulai muncul di otak, ketika bayi masih berada di dalam rahim.
Parkinson dan Skizofrenia
Yang menarik, peneliti juga menemukan hal lain, sebagai korelasi genetik. Disebutkan bahwa mereka yang kidal, akan mendapat kemungkinan lebih rendah, untuk terserang penyakit parkinson. Namun mereka mendapat kemungkinan lebih tinggi, untuk menderita skizofrenia.
Dalam hal ini, mempelajari hubungan genetik, diyakini akan dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang bagaimana kondisi medis terhadap beberapa penyekit serius, yang sedang berkembang.
Sumber: UK Research and Innovation dalam sciencedaily[dot]com