Lingkar Berita Pendidikan Indonesia

Sambut Hari Guru, Menteri Nadiem Ajak Lakukan Perubahan

Selamat hari guru ! Sebagaimana makna dari nilai semantiknya, Hara, (1979) menyatakan, bahwa guru berasal dari kata dalam bahasa Sanskerta yang memiliki arti perilaku benar, untuk didekati, untuk digunakan sebagai instruksi, untuk mengumpulkan pengetahuan. Sementara kata guru yang berasal dari Indo Eropa, berarti "heavy" yang memiliki makna semantik sebagai sesuatu yang penting dan luar biasa.

Sambil mencermati itu semua, tanggal 25 November 2019 besok, tetap patut diperingati sebagai hari guru nasional. Hal ini sejalan dengan Keputusan Presiden Nomor 78 tahun 1994. Seiring dengan hari lahirnya PGRI, sebagai organisasi terbesar dari para guru di Indonesia. Secara personal, profil guru dikenal sebagai sosok yang luhur, mulia, dan berjasa. Tidak dapat dipungkiri, memang benar adanya, bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.

Tidak ada yang menyangkal, bahwa profesi guru adalah profesi yang mulia. Bahkan ternyata, beberapa nama selebritis di tanah air, juga mengaku pernah berperan menjadi guru. Diantaranya, ada Deni, Wendy dan Narji Cagur. Cagur ternyata adalah akronim dari "Calon Guru". Ketiganya adalah alumni Universitas Negeri Jakarta. Lalu ada Happy salma, Ariel Tatum, Anji Manji, Lukman Sardi, Susan bachtiar, Cinta laura, Dik Doank, Dodit Mulyanto, Isyana Sarasvati, Reza Rahardian, Ellen Cherrybelle, hingga Herfiza Novianti.

Sambutan Menteri Nadiem 

Posisi guru memang teramat penting. Tentunya, hingga tidak ada yang menolak atau berargumen lain. Namun apa yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim untuk menyambut hari guru, muncul sebagai adat yang berbeda. Untuk menyambut hari guru, ditulislah teks pidato yang disebut-sebut khalayak sebagai pidato yang jujur, tulus, inspiratif, dan tidak sekedar memberikan harapan kosong. 

Di awal pidatonya, menteri Nadiem nampak menyampaikan permintaan maafnya, bahwa ia menyampaikan pidato yang berbeda kepada pada guru. Pidato yang tak sama, seperti pidato para pendahulunya. 

"Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke," demikian sambut menteri Nadiem.

Dijelaskan olehnya, bahwa tugas guru tidak hanya dikenal mulia, namun juga diakuinya adalah tugas yang sulit. Namun demikian, dengan bahasa yang tulus, menteri Nadiem menyatakan bahwa para guru, selama ini waktunya tersedot habis dengan tugas administratif yang kurang jelas kebermanfaatannya. 

Padahal menurutnya, potensi anak didi tidak dapat diukur dari hasil ujian saja. Melainkan proses pembelajaran yang terpusat pada peran dari para guru. Di sisi lain, guru perlu untuk mengajak muridnya keluar kelas, mengajak berkarya dan berkolaborasi, memperhatikan kebutuhan anak didik yang berbeda-beda, serta berinovasi. 

Untuk itu, para guru perlu untuk dapat menginspirasi murid-muridnya. Oleh karena itu, menteri Nadiem bermaksud mengajak para guru untuk melakukan perubahan kecil di kelas. Mulai dari mengajak siswa untuk berdiskusi, memberi kesempatan untuk mengajar di kelas, mengikuti proyek bakti sosial, mengeksplorasi bakat, dan memint bantuan kepada guru ketika mengalami kesulitan belajar. 

"Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak. Selamat Hari Guru!" demikian pungkas Nadiem Makarim dalam sambutannya.

 

Sumber:
cnbcindonesia[dot]com
brilio[dot]net
batam[dot]tribunnews[dot]com
moneysmart[dot]id
Ilustrasi foto:
Farraz Tandjoeng dalam vice[dot]com

Share :


Post Comment